Sabtu, 04 Januari 2014

Jenis-Jenis Karangan


KARANGAN NARASI

Karangan narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu peristiwa yang disusun secara sistematis menurut urutan waktu. yang termasuk ke dalam karangan narasi adalah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, dan otobiografi.

Ciri-ciri karangan narasi yaitu :
  • Menceritakan serangkaian peristiwa atau kejadian.
  • Diceritakan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa awal sampai akhir.
  • Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian.
  • Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
  • Menggunakan bahasa sehari-hari.
  • Unsur pikiran lebih tajam dari pada unsur perasaan.
  • Adanya sudut pandang pengarang.

KARANGAN EKSPOSISI

Karangan eksposisi adalah suatu bentuk karangan yang memaparkan, menjelaskan, memberi keterangan, dan memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

Ciri-ciri karangan eksposisi yaitu :

  • Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.
  • Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual).
  • Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
  • Menunjukan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada.
  • Menunjukan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang suatu proses kerja.


KARANGAN PERSUASIF

Karangan persuasif adalah sebuah karangan yang tujuannya untuk membujuk atau mengajak pembaca supaya dapat mengikuti kemauan atau ide penulis disertai dengan alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri karangan persuasif yaitu :

  • Terdapat himbauan atau ajakan kepada pembaca
  • Berusaha menjelaskan dan menarik kepercayaan para pembaca
  • Berusaha menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
  • Berusaha menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.

KARANGAN DESKRIPSI

Karangan deskripsi adalah sebuah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, dan mengalaminya sendiri.

Ciri-ciri karangan deskripsi yaitu :
  • Melukiskan atau menggambarkan objek tertentu.
  • Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar sendiri suatu objek yang dideskripsikan.
  • Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan.
  • Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis.

KARANGAN ARGUMENTASI

Karangan argumentasi adalah sebuah karangan yang isinya bertujuan untuk menyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

Ciri-ciri karangan argumentasi yaitu :
  • Berusaha menyakinkan pembaca tentang kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran tersebut diakui oleh pembaca.
  • Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, dan gambar.
  • Pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
  • Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas.
  • Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian.
Sumber:

Sahabat, Kita Selalu Bersama

            Kisah ini berawal ketika hari pertama mengikuti MOS di sebuah sekolah favorit yaitu SMP Negeri 5 Bekasi. Memang tidak banyak orang yang berhasil menjadi siswa di sekolah tersebut, tetapi Shafira Amelia beruntung bisa lolos dan belajar disana. MOS merupakan hal yang menakutkan bagi seluruh anak-anak yang baru menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama. Mereka berpikiran bahwa kegiatan ini adalah acara balas dendam senior ke juniornya dan peralatan yang dipakai pasti yang aneh-aneh serta barang yang harus dibawa sangat susah ditemukan.

            Hari itu Shafira menggunakan kaos kaki dengan warna yang berbeda, tas dari kantong plastik, kalung yang terbuat dari rangkaian permen, rambut yang harus dikuncir 10 dengan pita, dan topi yang berbentuk kerucut. Semua peserta MOS harus mengikuti upacara pembukaan dengan berbaris rapi kebelakang. Setelah upacara selesai mereka dibagikan kelas yang sudah ditentukan oleh kepala sekolah. “Shafira Amelia kelas 7.4”, kepala sekolah berteriak.

            Masuklah semua peserta ke dalam kelas masing-masing. Shafira pun menuju kelas yang berada di pojok kiri atas sebelah tangga. Di dalam kelas anak-anak mulai berinteraksi, mereka saling berkenalan satu sama lain. Tiba-tiba ada seorang anak perempuan menghampiri Shafira, “Ra, pita dirambutku lepas. Kamu bisa tolong ikatkan pitanya dirambutku ?” pinta Liana dengan suara lembut. “Ohh iya, tentu saja aku bisa”, jawab Shafira. “Terima kasih Fira”, sahutnya dengan muka tersenyum. Sejak kejadian tersebut mereka berdua mulai berkenalan yang lebih banyak lagi.

Tiga hari sudah dilewati. Masa-masa MOS yang melelahkan dan menegangkan akhirnya selesai juga. “Terima kasih ya Allah, aku sudah bebas dari omel-omelan kakak OSIS dan tidak harus mencari barang yang aneh-aneh lagi.” ucapnya dalam hati sambil tersenyum.

Hari Kamis anak-anak sudah menggunakan seragam putih-biru dengan dasi yang dipasang dileher. Semua terlihat cantik dan ganteng. Shafira senang sekali bisa menggunakan seragam putih-biru dengan dasi. Dia adalah pribadi yang sederhana dan tidak neka-neko dalam hal penampilan dan lainnya, tetapi kalau masalah sekolah dan pelajaran merupakan hal yang penting baginya, Shafira sangat rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan aktif di sekolah.

“Liana aku sekelompok sama kamu ya? Kamu kan pintar Bahasa Indonesia!!!” rayunya sambil memegang tangannya. “Ah Fira bisa saja. Okehh kamu sekelompok denganku. Ayo kita kerjakan tugasnya,” ajak Mira sambil menuju ke arah meja. Mereka mulai mengerjakan tugas tersebut dengan kompak.

Liana sering dipanggil anak-anak kelas sebagai putri solo, karena jalannya yang lemah gemulai, gaya bicaranya yang lembut, pokoknya semuanya mirip dengan putri solo. Walaupun anak-anak memanggilnya putri solo, Shafira tetap senang berteman dengannya karena Liana anaknya baik, ramah, sopan, rajin, dan pintar.

            Setiap hari Shafira dan Liana selalu bersama, mulai berangkat sekolah sampai pulang sekolah mereka selalu bersama bahkan sampai kegiatan ekstrakulikuler yang mereka ikutin pun sama yaitu Marching Band. Mereka memang sangat suka music makanya mereka pilih ekskul Marcing Band.

* * *

Hari-hari pun telah berganti tidak terasa sudah satu tahun mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan sekarang tiba saatnya kenaikan kelas. Setiap kenaikan kelas, sekolah ini selalu merubah murid-muridnya tiap kelas. Jadi teman kelas 7 dan 8 otomatis akan berbeda, tidak lagi sama dengan teman kelas 7. Hal ini membuat semua anak-anak tegang karena mereka akan pisah dengan teman yang sudah dikenalnya selama ini dan bertemu lagi dengan orang baru. Mereka harus beradaptasi lagi serta mengenal sifat satu per satu teman baru mereka.

Semua anak-anak pun memasang telinganya untuk bisa mendengar lebih jelas dapat di kelas berapakah mereka. Ketua kelas membacakan satu per satu nama beserta kelas baru menurut nomor absen. Saat itu Shafira terlihat tegang karena dia tidak mau beda kelas dengan Liana. Tiba-tiba…. “ Liana Sari, kelas 85” teriak ketua kelas. Dalam hati Shafira berharap semoga dia mendapat kelas 85 juga. Tetapi baru saja Shafira berkata dalam hati tiba-tiba ketua kelas teriak “Shafira Amelia, kelas 83”. Shafira sedikit kecewa karena tidak sekelas lagi dengan Liana. Liana mendekati Shafira, “Yahh kita tidak sekelas lagi Fir, tapi tidak apa-apa kita kan masih bisa ketemu, lagian kelasnya juga deketan,,hehe”

Walaupun mereka sudah tidak sekelas lagi, tetapi mereka suka ke kantin bersama, saling menanyakan tugas yang belum dimengerti dan mereka juga masih satu ekskul. Selain dari itu mereka juga saling berkenalan dengan teman masing-masing. Liana kenal dengan teman-temannya Shafira begitu juga sebaliknya, sehingga teman Liana adalah teman Shafira juga. Pokoknya mereka sangat kompak sekali.

Setiap hari Jumat adalah jadwal untuk latihan Marching Band. Sebelum latihan pasti Shafira dan Liana serta teman-teman yang lain makan siang dahulu. Hari itu adalah pembagian alat-alat Marching untuk digunakan masing-masing setiap anggota, sebelumnya masih menggunakan alat pianika. Dan sekarang mau diatur ulang lagi pembagian alatnya, anehnya Shafira dan Liana memegang alat yang sama yaitu Master semacam Piano tetapi alat ini harus dipukul yang bunyinya ting..ting..ting.. Mereka pun  sangat senang mendapat alat Master, karena bisa belajar dan menghafal lagu bersama-sama.

Sekarang tidak hanya hari Jumat saja latihannya melainkan seminggu 3 kali latihan. Mengapa demikian ? Karena mereka mendapat panggilan jadi mau ga mau harus ngebut latihannya. Hujan-hujan pun tetap latihan walaupun latihannya tidak di lapangan tetapi latihan di dalam kelas atau koridor sekolah. Setiap latihan pasti Liana ke rumah Shafira untuk berangkat latihan bareng. Sesampainya di sekolah dia mendapat lagu baru untuk ditampilkan disebuah acara. “Li, ayo kita cepet-cepetan menghafal lagunya” ajak Shafira. “Siapa takut” senyum Liana. Karena mereka hanya di kasih waktu sedikit untuk menghafal lagu baru oleh pelatih. “Liana kamu sudah hafal belum ?” tanyanya. “Aku sudah hafal, yukk kita mainkan bersama lagunya!” Mereka pun bersama-sama memainkan lagunya.

Tidak terasa sudah 1 bulan latihan, sekarang tiba saatnya acara itu digelar. Anggota Marching Band SMP 5 yang biasa disebut “Gita Madani” segera bersiap-siap dengan menggunakan kostum yang sudah dipersiapkan, yaitu celana putih dengan rok biru serta baju dengan perpaduan biru putih tidak lupa diberikan aksesoris dibaju seperti sayap yang dipasang di bahu belakang dan pangkat yang dipakai di atas bahu serta topi putih yang disematkan bulu biru di depannya dan tidak lupa dengan alas kakinya yaitu sepatu jungle warna putih. Semua anggota Gita Madani terlihat cantik-cantik dengan kostum seperti itu. Rambutnya dikonde supaya terlihat rapid an tidak lupa dengan polesan sedikit make-up diwajah supaya terlihat lebih fresh. Ohh iya mengapa disebutnya Gita Madani ? Karena kelompok marching ini semua anggotanya adalah perempuan jadi disebutnya Gita Madani deh.

Shafira di antar ke tempat acara oleh orang tuanya karena tempat itu cukup jauh yaitu di Pondok Indah Mall. Shafira, Liana dan teman lainnya pergi bareng denganku. Saat itu orang tua Liana tidak bisa mengantar karena ada pekerjaan. Kita pun segera meluncur ke Jakarta Selatan. Dan akhirnya sampai juga, kita semua anggota marching segera bersiap-siap dan masing-masing anggota mengambil alat yang biasa mereka pegang. Tampilah mereka semua dengan wajah yang gembira. “Alhamdulillah penampilan kita sukses” ucap Shafira. “Iya seneng dehh bisa lancar acaranya” Liana tertawa bahagia.

* * *

Tidak terasa sudah satu tahun Shafira duduk di bangku kelas dua smp, sebentar lagi dia akan duduk di bangku kelas tiga. Dan seperti biasa tradisi di sekolahnya setiap kenaikan kelas pasti temannya baru lagi. “Kira-kira teman-temannya siapa saja yaa? Terus asyik-asyik nggak yaa? Mungkin nggak yaa aku sekelas sama Liana?” tanyanya dalam hati.

Pengumuman pembagian kelas pun tiba. Shafira dan teman-teman segera mencari namanya masing-masing di setiap pintu kelas 9. Setiap pintu mereka cari namanya masing-masing. Dimulai dari kelas 9.1 lalu 9.2 “Aduh, kok nama aku belum ada yaa?” dan akhirnya dia berhenti di kelas 9.4 karena Shafira sudah melihat namanya sudah terdaftar di kelas itu. “Alhamdulillah namaku ada di kelas ini, ehmm tapi siapa ajah yaa temannya ?? Aku liat ahh dari atas sampai bawah kali ajah udah banyak yang dikenal. Adi, Aisyah, Annisa, Bayu, Deby, Erna, Fauzan, Liana,,, hahh ?? Liana Sari?? Bener nih Liana Sari??” Shafira bisik-bisik sendiri. Masih tidak percaya tetapi itu memang nyata dan akhirnya Shafira langsung lari untuk mencari Liana.

“Liana, Liiii, Liana…. teriak Shafira sambil lari-lari ke arah Liana. “Ada apa Li? Keliatannya seneng banget, ada apa sihh ?” dengan muka penasaran. “Oh iya, kamu kelas berapa Ra?” tanya Liana. “Kelas 94, kita sekelas Li, tersenyum lebar.  “Ah yang bener kamu Ra?” tanyanya tidak percaya. “Iya bener masa aku bohong. Kalau tidak percaya kamu lihat saja lagi di pintu kelas 94,” pinta Shafira. Liana segera menuju ke kelas 94 untuk mencari nama Liana Sari. Ternyata benar Shafira sekelas dengannya. “Ra, aku tidak nyangka kita bisa sekelas lagi.. hehe.. Kalau begitu kita duduk bareng yahh Ra,” pinta Liana cepat. “Siip dehh, Li. Kita berdua kan sahabat,,” sambung Mira.

Hari itu mereka berdua sangat senang sekali. Benar-benar hal yang tidak diduga-duga. Mereka jarang sekali bertengkar dan selalu kompak. Kalau Liana mempunyai kesusahan pasti Shafira membantunya begitu juga sebaliknya jika Shafira mengalami kesusahan Liana pasti membantunya.

Waktu itu di smpnya akan diadakan try out. Mereka mengikuti try out tersebut. Try out tersebut diadakan selama tiga hari. Soal-soal semua sudah terjawab. Liana sudah sangat lelah mengerjakan soal sebanyak itu.”Satu hari lima puluh soal? sedangkan try outnya tiga hari berarti aku mengerjakan soal sebanyak seratus lima puluh soal? Bagaimana nggak pusing dan capek coba? Udah gitu soalnya nggak disilang lagi tapi harus diurek-urek alias dihitamkan.” ocehku.

Tibalah saatnya pengumuman hasil tryout. Pada saat itu mereka merasa tegang sekali karena hasil TO akan digunakan untuk menentukan kelas bimbel buat menghadapi Ujian Nasional (UN) nanti. “Haahh, aku masuk kelas B. Liana juga masuk dikelas B, berarti aku sekelas lagi dong sama Liana!!” ucapnya pelan. Betapa senangnya Shafira hari itu, sudah sekelas duduk bareng pula dan sekarang kelas bimbel pun sekelas, mungkin mereka memang sudah ditakdirkan untuk selalu bersama-sama sebagai sahabat.

“Li, kita sekelas lohh bimbelnya.” katanya saat menuju ke kantin. “Masa sihh Ra?” tanya Liana tidak percaya. Padahal mereka mengerjakan soalnya masing-masing dan tidak menyontek. Lagi pula nama mereka berdua kan berjauhan tidak sekelas pula pas try out. Mereka bimbel setiap hari Sabtu. Jadi setiap hari mereka duduk bersama.

5 Mei 2008, mereka semua akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Liana merasa sedih karena sebentar lagi dia akan pisah sekolah dengan Shafira. Liana sudah memutuskan untuk sekolah di Caraka Nusantara jurusan Farmasi, sedangkan Shafira tidak berminat masuk ke Caraka. Dia minatnya masuk SMA.

Pengumuman hasil ujian sudah dibagikan lewat surat dan sudah semuanya diterima. Shafira senang karena lulus dan teman-temannya semuanya lulus 100%. “Alhamdulillah, aku lulus.” ucapnya bergembira.

Tahun ajaran baru sudah dimulai. Akhirnya, mereka sekolah ditempat yang mereka sudah pilih sendiri sesuai dengan keinginannya. “Li, walaupun kita sudah tidak satu sekolah lagi, kamu jangan lupa sama aku yahh?” Shafira mengirim sebuah pesan kepada Liana. “Iya Li, aku tidak akan lupa dengan kamu. Tetapi, kita masih bisa berkomunikasi lewat telepon, sms atau sosial media “ balas Liana.

* * *